MENAHAN DIRI DARI SIFAT AMARAH DAN EMOSI

By Dadan Adi Permadi 18 Mei 2023, 08:11:34 WIB Sekitar Kita
MENAHAN DIRI DARI SIFAT AMARAH DAN EMOSI

Islam mengajarkan pentingnya mengendalikan diri dan menahan emosi agar dapat menjalani kehidupan dengan damai dan harmonis. Berikut adalah beberapa pandangan dan ajaran Islam terkait dengan menahan diri dari sifat amarah dan emosi.

 1. Sabar sebagai Kunci Kesabaran : Sabar bukan hanya sekadar menahan diri dari amarah, tetapi juga melibatkan kesabaran dalam menghadapi cobaan dan ujian hidup. Al-Qur'an menyebutkan, "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah: 153)

 2. Mengendalikan Amarah dalam Hadis  : Rasulullah Muhammad SAW memberikan petunjuk praktis tentang mengendalikan amarah dalam hadis-hadisnya. Beliau bersabda, "Bukanlah orang yang kuat itu karena dapat melemparkan orang lain, melainkan orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan diri saat marah." (Hadis Riwayat Bukhari)

Baca Lainnya :

3. Menghargai Makna Ma'rifatullah : Memahami bahwa segala sesuatu terjadi dengan izin-Nya dan sebagai ujian-Nya dapat membantu mengubah reaksi amarah menjadi kesabaran.

4. Ta'awun (Kerja Sama) dalam Masyarakat : Mengendalikan emosi, khususnya amarah, merupakan langkah penting dalam menjaga hubungan baik dengan sesama. Islam menekankan pentingnya ta'awun (kerja sama) dan saling membantu dalam membangun masyarakat yang saling mendukung.

5. Doa sebagai Sarana Penenang Hati : Berdoa merupakan sarana yang sangat dianjurkan dalam Islam untuk menenangkan hati dan meredakan emosi. Dalam situasi amarah, berdoa kepada Allah untuk memberikan kekuatan dan petunjuk adalah langkah bijak yang dapat membantu menjaga keseimbangan emosi.

Dengan mengikuti ajaran-ajaran di atas, umat Islam diharapkan dapat mengembangkan kepribadian yang kuat, sabar, dan mampu mengendalikan diri dari sifat amarah dan emosi yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Menahan diri bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti kematangan spiritual dan kekuatan karakter yang lahir dari kepatuhan kepada ajaran agama. (Dadan)